1. 2.

29 Maret 2010

Kasus Pencurian Santer, Pelaku tak Kunjung Tertangkap


 

 SULSELBAR -  Warga masyarakat Bumi Massenrenpulu, Kabupaten Enrekang, Sulsel kian dibuat resah seiring dengan semakin meningkatnya kasus pencurian ternak di daerah itu.  Dalam dua tahun terakhir ini saja,  telah terjadi sedikitnya 12 kasus pencurian ternak jenis sapi piaraan.

Ironisnya, hingga saat ini tak satu pun pelaku pencuian yang berhasil diringkus polisi. Akibatnya, sejumlah warga yang tidak bersedia disebutkan namanya pun sempat mergungkapkan rasa kekesalan mereka “Apa saja kerja Polisi ?”, cetus warga yang menyesalkan lambannya kinerja aparat kepolisian setempat dalam pengusutan kasus pencurian sapi.

 Selain dinilai lamban dalam pengusutan kasus pencurian sapi, aparat kepolisian setempat juga hingga kini dianggap belum mampu mengungkap kasus pembobolan brangkas kantor Bupati Enrekang yang telah mengakibatkan terjadinya kerugian daerah sebesar Rp. 90 juta, setelah sebelumnya pencuri berhasil membawa kabur isi brangkas naas itu. 

 Disusul kemudian, pada tahun 2009 kasus pembobolan brangkas disertai pencurian Laptop kembali terjadi di lingkungan Dinas Kependudukan, Pemuda & Olahraga Kabupaten Enrekang yang lagi-lagi berdampak mengakibatkan terjadinya kerugian daerah sebesar Rp 20 juta.

 Meski dua kasus sebelumnya belum berhasil diungkap, kasus serupa kembali menimpa Kantor Dinas Pengelolah Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Enrekang. Dalam pembobolan ini, pelaku berhasil membawa kabur dana santunan kematian masyarakat Kabupaten Enrekang yang sengaja di stand by kan untuk membayar uang santunan warga pada saat meninggal dunia. 

Uang santunan sebesar Rp. 30 juta tersebut kata aparat pemerintah kabupaten sedianya akan tetap dibayarkan pada warga yang meninggal dunia meski dalam masa hari raya. Namun, takdir berkata lain. 

 Menurut hasil olah TKP yang dilakukan aparat kepolisian, pencuri yang diperkirakan berjumlah lebih dari satu orang ini di duga masuk melalui jendela belakang kantor. Sebelum kemudian, pelaku berhasil mengacak-ngacak isi brangkas lainnya yang hanya berisi surat-surat berupa sertifikat tanah dan BPKB kendaraan bermotor berikut sebuah laptop.

 Kawanan pembobol brangkas ini baru berhasil membawa kabur uang senilai Rp. 30 Juta setelah mereka menguasai ruang bendahara yang berada di lantai dua kantor. Puas menggasak isi brangkas, tanpa pikir panjang, pelaku langsung melemparkan brangkas ke belakang kantor.

 Dari dugaan sementara, kawanan pembobol brangkas ini diperkirakan beraksi pada saat berlangsungnya pemadaman lampu kantor antara pukul 21- 22. 00 WITA. Salah seorang saksi yang enggan disebutkan namanya menyatakan “ andai lampu kantor masih dalam kondisi menyala, para pelaku pasti akan terekam oleh rekaman cctv yang terpasang di ruangan itu. Terlebih lagi, pada pukul 20.00 WITA biasanya lampu masih menyala dan masih digunakan untuk lembur oleh para pegawai kantor. Nanti lampu padam, barulah para pegawai pada pulang ke rumah masing-masing.

 Saat dikonfirmasi Patroli Bangsa Kapolres Enrekang, Made Sutersen mengungkapkan “sampai sejauh ini pihaknya sudah melakukan proses identifikasi sidik jari pelaku di TKP pembobolan brangkas dan meminta keterangan dari sejumlah pegawai di kantor bersangkutan. 

Kapolres juga menegaskan, meski kasus ini baru pertama kali terjadi dalam masa jabatannya sebagai Kapolres Bumi Massenrempulu, pihaknya berjanji untuk tetap berupaya maksimal untuk mengungkap dan menangkap pelaku kasus pembobolan brangkas tersebut.

 “Saya mohon bantuan doa dan dukungan masyarakat Enrekang, agar seluruh pelaku kejahatan di daerah ini bisa secepatnya terjaring”. Sementara itu, Kepala Dinas Pengelolah Keuangan dan   Asset Daerah Kabupaten Enrekang, Drs. Chairul Latanro, MM yang juga berusaha ditemui wartawan, tidak bisa dikonfirmasi karena sedang bersiap  menunaikan ibadah shalat Dzuhur.

 Dia hanya sempat berpesan, agar wartawan Pedoman berkoordinasi saja dengan wartawan media harian sembari melambaikan tangan dan pergi berlalu meninggalkan wartawan media ini.  Pada bagian lain, sejumlah pihak juga sangat menyesalkan sikap Kasat Reskrim yang dinilai kurang bersosialisasi dengan masyarakat, termasuk di dalamnya di kalangan insan Pers di daerah itu.

 Masyarakat berharap, kiranya kejadian pencurian yang terus menimpa Kabupaten Enrekang beberapa tahun terakhir dapat menjadi cambuk dan motivbasi bagi aparat kepolisian untuk dapat menumbuhkan rasa malunya terhadap masyarakat dengan mengupayakan semaksimal mungkin agar para pelaku kejahatan pencurian yang meresahkan warga ini dapat secepatnya digelandang ke kantor polisi guna mempertanggungjawabkan perbuatannya di depan hukum.

 Lebih jauh warga berharap, penangkapan para pelaku kejahatan bisa menciptakan rasa ketenangan. (fadly syarif)

Staff Redaksi


Hendrik S (Polda Metro Jaya) (Jaksel) Robin S (Jaktim) Ramdani BE (Jakpus) (Jakut) Biro Bekasi :Sepmi R (Kabiro) , Joni Sitanggang, Binton Juntak, Mustofa, Ringan Simbolon, Haerudin, Herman Sitanggang, Mulayadi TH, Togar S, Banjarnahor, Syafi'i M, Biro Kab.Bogor :(Kabiro), Depok : Radot S, (Kabiro), Karawang : Ade Junaidi (Kabiro), Rihas Purnama YM, Edi Askam, Mustamir, Otong, Wawan, Junaedi, Sopyan Junior, Mumuh MuhamadMursid. Perwkln Jabar: Idris C.Pasaribu (Ka Prwkl), Ungkap M, Deni Ridwan, Parasman. Biro Cimahi : Prwkln Lampung : Prwkln Jambi : Sabarudin Nasution SE (Ka.Prwkl), Biro Tanjabbar : Hasbullah Biro Kab/Kota Siantar : Buhardo Siahaan. Biro Sulselbar : (Ka.biro)